Kamis, 31 Desember 2015

MODAL VENTURA



Sejarah Modal Ventura
Modal ventura sesungguhnya memiliki catatan sejarah yang cukup panjang dan dalam perkembangannya mempunyai peran dalam perkembangan ekonomi modern. Georges Doriot dikenal sebagai penemu dari industri modal ventura. Salah satu contohnya dalah pembiayaan yang diberikan oleh Ratu Isabella dari Spanyol untuk ekspedisi Christoper Columbus ke dunia baru pada abad ke-15. Hasil ekspedisi ini ternyata luar biasa berupa penemuan benua Amerika yang sangat kaya dengan berbagai kekayaan alam sehingga memungkinkan Spanyol mendominasi Eropa selama lebih dari satu abad. Selanjutnya Charles Kindelberger, seorang peneliti sejarah perkembangan ekonomi, menyatakan ada tiga faktor yang memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan ekonomi Eropa dan proses Industrialisasi di barat pada beberapa abad yang lalu, yaitu :
a.       Adanya kelompok investor yang memilki ide, mencipta dan memelopori hal-hal yang baru.
b.      Adanya kelas pedagang yang senang mengambil resiko dalam perdagangan.
c.       Adanya pasar modal yang memungkinkan terjadinya penyebaran resiko usaha kepada masyarakat. Pasar modal yang dimaksudkan disini adalah mekanisme yang memungkinkan terkumpulnya dana dalam jumlah yang memadai dari banyak investor digunakan untuk mendukung berbagai proyek yang digegaskan oleh para entrepreneur dan pedagang.

Sejarah modal ventura di Indonesia
Perusahaan modal ventura di Indonesia diawali dengan pembentukan PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), sebuah badan usaha milik negara (BUMN) yang sahamnya dimilki oleh Departemen Keuangan (82,2%) dan Bank Indonesia (17,8%). Gema nama Bahana memang sempat menggetarkan "dunia keuangan" nusantara. Ketika pada tahun 1993 salah satu anak usahanya, PT. Bahana Artha Ventura (BAV), agresif melebarkan usaha ke seluruh provinsi, membentuk Perusahaan Modal Ventura Daerah (PMVD). Sasarannya, usaha kecil menengah (UKM) untuk dibiayai.

Karakteristik Modal Ventura
Pembiayaan modal ventura memilki beberapa karakteristik yang membedakan dengan jenis pembiayaan lainya seperti perbankan, perusahaan pembiayaan, leasing, factoring dan pembiayaan konsumen. Perbedaan karakteristik pembiayaan modal ventura adalah menempatkan modal ventura sebagai bentuk pembiayaan yang unik. Karakteristik modal ventura tersebut antara lain sebagai berikut :
a.       Pembiayaan Modal Ventura Merupakan Equity.
Bentuk pembiayaan oleh perusahaan modal ventura dilakukan dengan penyertaan modal langsung pada perusahaan pasangan usaha.
b.      Modal Ventura Merupakan Investasi Dengan Perspektif Jangka Panjang.
Modal ventura tidak mengharapkan perolehan keuntungan dengan memperdagangkan sahamnya secara jangka pendek akan tetapi mengharapkan capital gain setelah jangka waktu tertentu.
c.       Modal Ventura Merupakan Pembiayaan Yang Bersifat Risk Capital.
Beresiko tinggi karena pembiayaan modal ventura tidak disertai dengan jaminan seperti halnya dengan kredit perbankan. Resiko tinggi tersebut sebenarnya diimbangi dengan harapan mendapatkan return yang lebih besar.
d.      Modal Ventura Bersifat Sementara.
Meskipun pembiayaan modal ventura berupa penyertaan saham, namun ada prinsipnya tetap bersifat sementara yaitu misalnya ketentuan jangka waktu penyertaan modal ventura di Indonesia maksimun 10 tahun.
e.       Keuntungan Berupa Capital Gain dan Deviden.
Keuntungan yang diharapakan diperoleh perusahaan modal ventura terutama capital gain atau apresiasi nilai saham di samping deviden.
f.       Rate Of Return yang tinggi.
Bidang usaha yang umunya dibiayai oleh modal ventura adalah yan bersifat terobosan-terobosan baru yang menjanjikan keuntungan yang tinggi.

Konsep Modal Ventura
Konsep modal ventura yaitu membiayai gagasan atau inovasi produk baru yang “return on investment”nya tinggi pada perusahaan yang modalnya sangat terbatas dan melakukan investasi pada perusahaan kecil atau sedang yang mengembangkan produk unggulan dengan membeli saham atau obligasi yang dikeluarkan perusahaan tersebut.
a.       Single Tier Approach
Sering disebut juga sebagai modal konvensional, yaitu pembentukan modal ventura langsung dikelola oleh manajemen perusahaan modal ventura itu sendiri. Dilakukan sepenuhnya oleh perusahaan modal ventura itu sendiri sebagai badan hukum. Atau dengan kata lain, suatu perusahaan modal ventura dapat sebagai venture capital fund dan dalam waktu yang sama menjadi management venture capital company. Oleh karena itu kebijakan dan analisi investasi, pelaksanaaan monitoring, keterlibatan pada manajemen perusahaan usaha, serta pelaksanaan dalam proses divestasi dilakukan oleh perusahaan modal ventura yang bersangkutan.
b.      Two Tier Approach
Yaitu pembentukan modal ventura yang pengelolaannya diserahkan kepada perusahaan manajemen investasi yang memang memiliki keahlian di bidang modal ventura. Pelaksanaan semua kebijakan dan strategi investasi mulai dari analisi, monitoring, sampai pada proses divestasi dan review merupakan tugas dan tanggung jawab perusahaan manajemen investasi. Semua tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya tersebut didasarkan pada kesepakatan yang telah diatur dalam perjanjian kontrak manajemen. Atas tanggung jawabnya tersebut, perusahaan manajemen mendapatkan contract fee atau management fee dan success fee.
Ciri-ciri Pembiayaan Modal Ventura
1.      Ikut penyertaan modal pada perusahaan yang dibiayai secara langsung dalam bentuk pinjaman subordinasi atau obligasi konversi.
2.      Investor (perusahaan modal ventura) umumnya ikut dalam manajemen perusahaan yang dibiayai (investee company).
3.      Jangka waktu investasi 5-10 tahun.
4.      Keuntungan investor berupa capital gain, deviden, atau bunga.
5.      Prospek usaha (return on investment) tinggi.
6.      Biasanya resiko investasi juga tinggi.
Jenis Pembiayaan Modal Ventura di Indonesia
Beberapa cara pembiayaan yang dilakukan oleh modal ventura di Indonesia, yaitu dengan cara :
a.       Penyertaan saham secara langsung kepada perusahaan yang menjadi pasangan usaha.
b.      Dengan membeli obligasi konversi yang setelah waktu yang disepakati bersama dapat dikonversi menjadi saham / penyertaan modal pada perseroan.
c.       Dengan pola bagi hasil dimana persentase tertentu dari keuntungan setiap bulan akan diberikan kepada perusahaan modal ventura oleh perusahaan pasangan usaha.
Pola bagi hasil yang mungkin dilakukan adalah sbb:
1.      Bagi hasil berdasarkan pendapatan yang diperoleh (revenue sharing).
2.      Bagi hasil berdasarkan keuntungan bersih (net profit sharing).
3.      Bagi hasil berdasarkan perjanjian.

Sumber Modal Ventura
a.       Investor perorangan
b.      Prusahaan Asuransi dan Dana Pensiun
c.       Perusahaaan Afiliasi Bank
d.      Perusahaan Publik (Public Company)
e.       Perusahaan Privat (Privat Company)
f.       Perusahaan Modal Ventura Lain
Kelebihan Modal Ventura
1.      Sumber dana bagi perusahaan baru.
2.      Adanya penyertaan manajemen.
3.      Keperdulian yang tinggi dari perusahaan modal ventura.
4.      Dengan adanya modal ventura, perusahaan pasangan usaha dapat mencari bantuan modal dalam bentuk lain.
5.      Modal ventura menaikkan pamor perusahaan pasangan usaha dan perusahaan modal ventura itu sendiri.
6.      Perusahaan pasangan usaha mendapat mitra baru yang dimiliki perusahaan modal ventura.
7.      Mendukung usaha kecil yang berpotensi berkembang dan memperluas kesempatan kerja.
Kelemahan Modal Ventura
1.      Jangka waktu pembiayaan yang relatif panjang.
2.      Terlalu selektifnya perusahaan modal ventura dalam mencari perusahaan pasangan usaha.
3.      Kontrol manajemen perusahaan pasangan usaha dapat diambil alih oleh perusahaan modal ventura apabila menunjukan gejala kegagalan.



PUISI



SENJA

Terang dan gelap
Dua makna yang berlawanan
Namun itulah disaat kau akan menampakkan kedatanganmu
Sinarmu bagai membius semua insan yg melihatnya
Tenang, damai, seakan terhanyut dalam alunan indahmu

Senja.....
Warnamu membangunkan keceriaan bagi mereka yg lihat
Senja.....
Tetaplah memberikan ke elokkanmu


 


PELANGI

Tujuh warna itu milikmu
Merahmu berani tampak setelah hujan
Kuningmu memberikan sinar ceria
Hijau memberikan kesan kesegaran jiwa
Birumu memberikan ketenangan
Hingga warna warna lainnya yg ada padamu banyak makna yang tersimpan
Tuhan...
Terimakasih telah memberikan hikmah keindahan dari setiap air mata

Senin, 28 Desember 2015

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT



A.   KONSEP MATERIALITAS
Materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing, terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Oleh karena itu, materialitas mempunyai pengaruh yang mencakup semua aspek audit dalam audit atas laporan keuangan. Dalam SA Seksi 319 Risiko Audit dan Materialitas Audit dalam Pelaksanaan Audit mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan materialitas dalam perencanaan audit, dan penilaian terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Pengertian Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.

B.   PERTIMBANGAN AWAL TENTANG MATERIALITAS
Auditor melakukan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas dalam perencanaan auditnya. Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif yang berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan dan kualitatif yang berkaitan dengan penyebab salah saji.Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menetapkan materialitas pada dua tingkat berikut ini :
a.       Tingkat laporan keuangan, karena pendapat auditor atas kewajaran mencakup laporan keuangan sebagai keseluruhan.
b.      Tingkat saldo akun, karena auditor memverifikasi saldo akun dalam mencapai kesimpulan menyeluruh atas kewajaran laporan keuangan. 

C.   HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DENGAN BUKTI AUDIT
Materialitas merupakan satu di antara berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kuantitas (kecukupan) bukti audit. Dalam membuat generalisasi hubungan antara materialitas dengan bukti audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akun material harus tetap diperhatikan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan. (hubungan terbalik). Semakin besar atau semakin signifikan suatu saldo akun, semakin banyak jumlah bukti yang diperlukan.

D.   RISIKO AUDIT
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko audit. Menurut SA Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit, risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Semakin besar keinginan auditor dalam menyatakan pendapatnya yang benar , semakin rendah risiko audit yang akan ia terima.Misalnya “Jika diinginkan keyakinan 99% maka resiko audit yang akan ia terima sebesar 1%.”
Auditor merumuskan suatu pendapat atas laporan keuangan sebagai keseluruhan atas dasar bukti yang diperoleh dari verifikasi asersi yang berkaitan dengan saldo akun secara individual atau golongan transaksi. Tujuannya adalah untuk membatasi risiko audit pada tingkat saldo akun sedemikian rupa sehingga pada akhir proses audit, risiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan sebagai keseluruhan akan berada pada tingkat yang rendah.

E.   MODEL RISIKO AUDIT
Model  risiko audit dapat dinyatakan secara kuantitatif sebagai berikut :
AR = IR × CR × DR
Di mana :
     AR = Risiko audit (Audit Risk)
     IR = Risiko bawaan (Inherent Risk)
     CR = Risiko pengendalian (Control Risk)
     DR = Risko deteksi (Detection Risk)
Untuk menggambarkan penggunaan model tersebut, asumsikan bahwa auditor membuat pertimbangan professional untuk asersi tertentu, seperti asersi penilaian atau asersi penilaian atau alokasi untuk piutang usaha sebagai berikut :
AR = 5%, IR = 90%, dan CR = 20%
Risko deteksi dapat ditentukan dengan menyelesaikan model tersebut sebagai berikut :
                                  DR   = (AR)/(IR × CR)
                                          = 0,05/(0,9 × 0,2)
                                          = 0,28

F.    MENILAI KOMPONEN RISIKO AUDIT
1.      Risiko  Melekat (Inherent risk)
Risiko bawaan/melekat adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait.Penilaian risiko bawaan/melekat merupakan pertimbangan mengenai hal-hal yang mungkin memiliki dampak yang mendalam terhadap asersi-asersi untuk semua atau banyak akun dan hal-hal ang hanya berkaitan dengan asersi spesitifk untk suatu akun spesifik.
Risiko bawaan/melekat dapat lebih besar untuk beberapa asersi daripada untuk asersi-asersi lainnya. Risiko bawaan muncul secara independent dari audit laporan keuangan. Oleh karena itu, auditor tidak dapat mengubah tingkat actual dari risiko bawaan. Akan tetapi, auditor dapat mengubah tingkat risiko bawaan yang dinilai. 
2.      Risiko Pengendalian (Control risk)
Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern entitas.
3.      Risiko Deteksi  (Redection Risk)
Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mandeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.Risiko deteksi dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi dari risiko prosedur analitis dan risiko pengujian terinci. Dalam menentukan risiko deteksi auditor juga harus mempertimbangkan kemungkinan akan membuat suatu kekeliruan.Dalam perencanaan audit, suatu tingkat risiko deteksi yang direncanakan dapat diterima untuk prosedur analitis dan pengujian terinci ditentukan untuk setiap asersi yang signifikan dengan menggunakan model risiko audit.

Sumber :
Puradireja, Kanaka dan Mulyadi. Auditing, Edisi 5, Cetakan ke 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 1997.
Halim, Abdul MBA. Akuntansi, Edisi 2. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2001.
Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN