Kamis, 30 April 2015

Kue Cokelat dan Brownies Ganja



Narkoba adalah bahan atau zat berbahaya yang berasal dari tumbuhan. Narkoba tidak boleh dikonsumsi oleh sembarangan orang, tetapi bisa dipakai untuk obat yang dianjurkan oleh dokter dengan dosis rendah yang sudah dianjurkan. Banyak jenis narkoba yang telah beredar di masyarakat untuk disalah gunakan, seperti narkotika dan psikotropika.
Zaman sekarang narkoba marak beredar di masyarakat luas dengan mudah. Tidak hanya orang dewasa saja yang mengkonsumsinya, bahkan anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar pun sudah berani untuk mengkonsumsinya. Hal ini disebabkan karena pergaulan yang salah dan kurangnya perhatian serta penjagaan oleh keluarga dari si anak tersebut. Ironisnya narkoba kini bukan hanya berbentuk pil atau ekstasi, tetapi juga dalam bentuk kue brownis.
Seperti yang telah dikutip dalam JAKARTA, KOMPAS.com — Hati-hati dalam memilih kue cokelat dan brownies. Komplotan pengedar yang ditangkap aparat Badan Narkotika Nasional (BNN) ini kedapatan telah mencampur ganja ke dalam kue brownies dan cokelat yang dijualnya.
IR (38) dan empat temannya diringkus aparat BNN di Blok M Plaza, Jakarta Selatan, karena melakukan tindak kejahatan narkoba dengan modus tersebut.
Bisnis yang dilakoni IR terungkap setelah adanya korban. Seorang bocah SMP dilaporkan teler selama dua hari karena menyantap kue yang dibuat IR dkk.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium, petugas menemukan zat THC, yang merupakan kandungan inti dari ganja, di dalam kue tersebut.
Berdasarkan hal ini, petugas akhirnya mencokok komplotan IR di toko mereka yang berlokasi di lantai satu Blok M Plaza.
Deputi Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal Dedi Fauzi El Hakim mengatakan, IR telah menjalankan bisnis tersebut selama enam bulan.
Di Indonesia, modus semacam ini baru ditemukan sebanyak 35 kasus, dari 356 kasus yang telah ditemukan di seluruh dunia.
Akibat perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Pasal 111 ayat 2 dan Pasal 114 ayat 2 juncto Pasal 132 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman penjara seumur hidup hingga pidana mati.
Maka dari itu, kita harus lebih berhati-hati lagi dalam segala hal. Baik dalam bergaul maupun memilih makanan yang dibeli di luar. Perhatikanlah asal makanan dan komposisinya pembuatan makanan atau minuman yang akan dibeli. Untuk para orang tua, awasilah putra putrinya dalam memilih makanan. Lebih baik membawa bekal yang disediakan dari rumah daripada harus membeli makanan di luar yang belum jelas asal pembuatan dan bahan-bahan yang dipakai untuk makanan atau minuman tersebut. Apabila terpaksa untuk membeli, pilihlah makanan yang sehat dan aman.

Rabu, 29 April 2015

Bahasa Indonesia


PEMBENTUKAN KATA
                 I.            Awalan
Awalan-awalan pada kata-kata serapan yang disadari adanya, juga oleh penutur yang buka dwibahasawan adalah sebagai berikut :
1.      a- , mengandung arti ‘tidak’ atau ‘tidak ber’.
Contoh       : Pada UN kali ini, dalam soal listening asinkron antara kaset dan
                                 lembar soalnya
2.      anti-, mengandung arti ‘melawan’ atau ‘bertentangan dengan’.
Contoh       : Buah kurma mengandung anti oksidan yang dikenal sebagai tanin.
3.      bi-, mengandung arti ‘dua’.
Contoh       : Bipatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya
                     menganut Ius Sanguinis lahir di negara yang menganut Ius Soli, maka
                     kedua negara tersebut menganggap bahwa anak tersebut warga
                     negaranya.
4.      de-, mengandung arti ‘meniadakan’ atau ‘menghilangkan’.
Contoh       : Uty dekonsentrasi pada saat mengerjakan soal UN matematika.
5.      eks- , mengandung arti ‘bekas’ atau ‘mantan’.
Contoh       : Nardi adalah seorang eks-polisi yang sangat berwibawa.
6.      ekstra-, mengandung arti ‘tambah’, ‘diluar’, atau ‘sangat’.
Contoh       : Para tutor harus ekstra sabar untuk mengajarkan para praktikannya.
7.      hiper-, mengandung arti ‘lebuh’ atau ‘sangat’.
Contoh       : Kelompok Rudi mendapatkan hiperkritik dari Tina pada saat
                     presentasi di kelas.
8.      in-, mengandung arti ‘tidak’.
Contoh       : Kulit wajah yang insensitif lebih mudah dirawat dari pada kulit wajah
                     yang sensitif.
9.      infra-, mengandung arti ‘di tengah’.
Contoh       : Ida tidak merasa bersalah pada saat infraksi.
10.  intra-, mengandung arti ‘di dalam’.
Contoh       : Loli adalah ketua organisasi intra sekolah.
11.  inter-, biasanya di Indonesiakan dengan kata ‘antar-‘.
Contoh       : Kota Depok mengadakan perlombaan kekompakan interagensi.
12.  ko-, mengandung arti ‘bersama-sama’ atau ‘beserta’.
Contoh       : Hidup berdampingan dalam koeksistensi sangat diperlukan.
13.  kontra-, mengandung arti ‘berlawanan’ atau ‘menentang’.
Contoh       : Salah satu kontestan pencarian bakat bernyanyi dengan kontranada
                     sehingga ditolak oleh para juri.
14.  makro-, mengandung arti ‘besar’ atau ‘dalam artian luas’.
Contoh       : Rudi sedang mengerjakan makrobisnis PT. Abian.
15.  mikro-, mengandung ari ‘kecil’ atau ‘renik’.
Contoh       : Tina sedang mencari mikrohistoris tentang berdirinya PT. Abian.
16.  multi-, mengandung arti ‘banyak’.
Contoh       : Rina menjadi pemandu wisata terbaik karena kemampuannya
                     mempunyai multibahasa.
17.  neo-            , mengandung arti ‘baru’.
Contoh       : Rumah Sakit Bunda saat ini merawat 4 neonatus.
18.  non-, mengandung arti ‘bukan’ atau tidak ber-‘.
Contoh       : Pada saat wawancara, kita tidak diperbolehkan menggunakan bahasa
                     yang nonformal.

              II.            Akhiran
Pada kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia kita jumpai akhiran-akhiran seperti berikut :
1.      –al, kata-kata yang berakhiran –al ini tergolong kata sifat.
Contoh       : Sinta berbicara imoral dengan dosen statistik.
2.      –asi/isasi, akhiran tersebut menyatakan ‘proses menjadikan’ atau ‘penambahan’.
Contoh       : Semua praktikan harus mentaati semua ordinasi yang ada di lab.
3.      –asme, akhiran ini menyatakan kata benda.
Contoh       : Para peserta pemain sepak bola bersemangat melihat antusiasme para
                     suporternya.
4.      –er, akhiran ini menyatakan sifat.
Contoh       : Asisten lab harus disipliner agar dapat dicontoh oleh para praktikan.
5.      –et, akhiran ini menyatakan pengertian ‘kecil’.
Contoh       : Jamil senang sekali dengan sigaret,
6.      –i/wi/iah, akhiran-akhiran ini menyatakan sifat.
Contoh       : Laki-laki yang tidak mengikuti sholat Jum’at 3 kali berturut-turut
                     adalah orang-orang kafiri.
7.      –if, akhiran ini menyatakan sifat.
Contoh       : Dimas adalah seorang yang arif dan dermawan.
8.      –ik 1, akhiran ini menyatakan ‘benda’ dalam artian ‘bidang ilmu’.
Contoh       : Bioteknik adalah salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam.
-ik 2, akhiran ini menyatakan sifat.
Contoh       : Ivan disukai oleh banyak perempuan karena sifatnya yang karismatik.
9.      –il, akhiran ini menyatakan sifat, pada kata-kata lain kata-kata ini diganti dengan-al.
Contoh       : Anak-anak yang tidak mempunyai moril  harus lebih diperhatikan
  lagi agar menjadi anak yang bermoral.    
10.  –is 1, akhiran ini menyatakan sifat.
Contoh       : Membeli barang secara online adalah salah satu metode yang praktis
                     karena tidak perlu keluar dari rumah.
–is 2, akhiran ini menyatakan orang yang mempunyai faham seperti disebut dalam kata dasar, atau ‘orang yang ahli’ dalam bentuk seperti yang di sebut di dalam kata dasar.  
Contoh       : Ananda Sukarlan adalah salah seorang pianis terkenal di Indonesia.
11.  –isme, akhiran ini mempunyai pengertian ‘faham’.
Contoh       : Salah satu negara yang menganut ideologi liberalisme adalah
                     Amerika Serikat.
12.  –logi, akhiran ini mempunyai arti ‘ilmu’.
Contoh       : Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dan
                     organisme hidup.
13.  –ir, akhiran ini menyatakan orang yang bekerja dalam bidang atau orang yang mempunyai kegemaran ber-.
Contoh       : Andi tidak diterima menjadi marinir karna gagal saat tes seleksi
                     kesehatan.
14.  –or, akhiran ini artinya orang yang bertindak sebagai orang yang mempunyai kepandaian seperti orang yang tersebut pada kata dasar.
Contoh       : Iqbal mempercayai seorang promotor untuk mempromosikan produk-
                     produk buatannya kepada masyarakat luas.
15.  –ur, akhiran ini seperti yang diatas menyatakan agentif atau pelaku.
Contoh       : Ina adalah seorang instruktur senam sejak ia masih menduduki
                     bangku SMP.
16.  –itas, akhiran ini menyatakan benda.
Contoh       : Bu Ayu adalah salah satu dosen termuda di Universitas Gunadarma.

           III.            Upaya Pengindonesiaan
Untuk menyatakan pengertian seperti yang dinyatakan oleh bentukan-bentukan dalam bahasa asing, dalam bahasa Indonesia sendiri digali imbuhan atau kata-kata yang diharapkan dapat menjadi padanan bentukan-bentukan dalam bahasa asing (Johannes, 1982 dan 1983, dan dalam Moeliono dan Dardjowodjojo (Eds.), 1988:431). Daftar afiks, morfem, atau kata tersebut adalah sebagai berikut :
1.      adi-
Contoh       : Irna adalah seorang adisiswa di SMPN 2 Depok.
2.      Alih
Contoh       : Tina adalah seorang alih tulis di kelas 2EB05.
3.      antar-
Contoh       : Dio adalah salah satu finalis olimpiade matematika antarbangsa.
4.      awa-
Contoh       : Cuaca di Depok saat ini sangat panas, sehingga dapat mengakibatkan
                     awaair.
5.      bak-
Contoh       : Irna adalah seorang bakalaureat di Universitas Gunadarma.
6.      dur-
Contoh       : Makaroni adalah makanan yang durabel.
7.      lepas
Contoh       : Lia mengalami kecelakaan lalu lintas karena lepas kontrol saat
                     mengendarai mobilnya.
8.      lir-
Contoh       : Salah satu kontestan adu bakat lupa lirik saat bernyanyi.
9.      maha-
Contoh       : Sinta menunjukkan mahakaryanya di pameran lukisan Nasional.
10.  mala-
Contoh       : Perbuatan yang dilakukan Rudi adalah sebuah malapetaka baginya.
11.  nara
Contoh       : Rio adalah narapati di rumahnya.
12.  nir-
Contoh       : Seorang niraksara menikahi gadis cantik di desanya.
13.  pasca-
Contoh       : Seseorang akan menjadi dewasa pascayuwana.
14.  peri-
Contoh       : Perilaku Indri terhadap Sita sangat tidak senonoh.
15.  pra-
Contoh       : Prakarya adalah sebuah kerajinan tangan yang memerlukan
                     kreatifitas tinggi.
16.  pramu-
Contoh       : Indah adalah seorang pramuwisata yang sangat pintar dan rajin.
17.  purna-
Contoh       : Simon telah purnawidia sejak ia duduk di bangku SD kelas 5.
18.  rupa
Contoh       : Adik Indah adalah seorang lelaki yang rupawan.
19.  salah
Contoh       : Dalam pembuatan skipsi, mahasiswa tidak diperbolehkan salah ketik
                     sedikitpun.
20.  serba-
Contoh       : Posisi Soni saat menghadapi persoalan debat dengan Ani dan Anton
                     serba salah.
21.  su-
Contoh       : Kucing milik Desi adalah kucing sulalat anggora.
22.  swa-
Contoh       : Susi memiliki swadaya untuk melawan sakit yang dideritanya.
23.  tan-
Contoh       : Penebangan pohon liar membuat hutan menjadi tandus.
24.  tak-
Contoh       : Tanaman takbisa berfotosintesis jika tidak ada kupu-kupu dan
                     serangga.
25.  tata
Contoh       : Sebelum menggunakan barang elektronik yang baru, sebaiknya kita
                     membaca tata cara pemakaiannya terlebih dahulu.
26.  tuna-
Contoh       : Riki tidak lolos ujian dan tuna asa untuk mengikuti pelatihan TNI.
27.  sisipan –in-
Contoh       : Seorang investor berhak untuk mendapatkan binagi.
28.  sisipan –em-
Contoh       : UGD digunakan hanya untuk pasien yang kemelut.
29.  awalan bilangan eka
Contoh       : Rika menggunakan ekawarna untuk mengecat kamarnya.
30.  akhiran –wan/man/wati
Contoh       : Irna adalah salah seorang wartawan tv swasta di Jakarta.