PERKEMBANGAN
GERAKAN KOPERASI INTERNASIONAL
A.
Perintis-perintis Ide Koperasi
Hingga zaman modern ini tidak ada manusia yang dapat hidup
menyendiri, sama sekali terlepas dari pengaruh lingkungannya. Lebih dari itu
apat disimpulkan bahwa salah satu ciri dari dunia modern adalah semakin
banyaknya organisasi dimana seseorang menjadi anggotanya. Berorganisasi atau
berserikat menjadi kebutuhan manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat Abraham H.
Maslow, yang mengemukakan tentang tingkatan kebutuhan manusia, yaitu :
1.
Kebutuhan fisiologis
2.
Kebutuhan akan keamanan
3.
Kebutuhan sosial
4.
Kebutuhan untuk dihormati
5.
Kebutuhan kesempatan mengembangkan potensi
Dari tiga tingkat kebutuhan yang awal, yaitu kebutuhan
fisiologis, kebutuhan akan keamanan dan kebutuhan sosial, agaknya mempunyai
relevan logis terhadap keinginan orang untuk berkoperasi. Disamping tentu saja
disebabkan juga oleh dua kebutuhan terakhir, yaitu kebutuhan untuk dihormati
dan mencari kesempatan mengembangkan potensi.
Selain itu kaum
utopis menilai bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat saat itu dikepung oleh
ketidakadilan. Kaum utopis ini berkembang pada abad ke-18 dan 19. Pandangan para
utopis mampu memberikan dorongan kepad a anggota masyarakat yang kehidupannya
secara ekonomis tertekan oleh kekuatan yang lebih besar, agar mereka bekerja
sama mengatasi kesulitan yang ada.
Menyadari akan manfaat kerjasama yang dicita-citakan para
utopis, maka pelopor mulai mengajukan ide-ide mengenai koperasi. Mereka ini
antara lain :
1.
Plato (428-347 sebelum Masehi)
2.
P. C. Plockboy (1659)
3.
John Beller (1695)
4.
Saint Simont (1760-1825)
5.
Robert Own (1771-1858)
6.
Charles Foarier (1772-1837)
7.
Philip Buche (1796-1863)
8.
Louis Blance (1821-1882)
9.
Ferdinand Lassale
B.
Mazhab-mazhab dalam koperasi
Munculnya berbagai ide/gagasan pembaharuan sosial itu akhirnya
mengakibatkan adanya perbedaan tekanan pemikiran dalam lingkungan koperasi. Casselman
lalu menggolongkannya menjadi 3 mazhab utama, yaitu :
1.
Mazhab Sosialis yang menempatkan koperasi hanya
sebagai batu loncatan atau persiapan bagi pembentukan negara sosialis sebagai
tujuan akhir
2.
Mazhab Kesemakmuran (Common wealth) yang
mencita-citakan suatu ekonomi dan masyarakat dimana koperasi merupakan lembaga
ekonomi yang dominan
3.
Mazhab Competitive Yardstick yang menganggap bahwa
gerakan koperasi adalah sasaran untuk menekan keburukan-keburukan dari sistem
kapitalis dan tidak melihat koperasi sebagai lembaga ekonomi yang dominan di
suatu negara
Koperasi pada mulanya tumbuh dan berkembang bersama dengan
munculnya pikiran manusia tentang pembaharuan kehidupan masyarakat. Dalam hubungan
ini gerakan sosialis memegang peranan dalam mempelopori pesatnya pertumbuhan
koperasi melalui aliran mereka yang terkenal “socialist School” atau mazhab
sosialis.
Terdapat dua alasan mengapa koperasi sangat dipengaruhi
pertumbuhannya oleh gerakan sosialis, dengan aliran-aliran sosialisnya :
1.
Koperasi membentuk suatu dasar suatu organisasi
kemasyarakatan (sosial) yang berada denngan bentuk dan cita-cita sistem
kapitalisme yang berkuasa di banyak negara barat pada waktu itu. Motif utama
sistem kapitalis adalah mencapai laba sebesar-besarnya. Sistem ini membuat kaum
buruh menjadi kaum yang tertindas. Gerakan sosialis menyadari kelemahan sistem
kapitalis ini dan berusaha melenyapkannya.
2.
Garakan sosial menganggap bahwa melalui
perkumpulan koperasi adalah cara paling praktis bagi kaum buruh dan produsen
kecil untuk melepaskan diri dari cengkraman kaum kapitalis. Oleh karena itu
gerakan sosialis sangat menganjurkan berdirinya koperasi. Namun dalam
perkembangan kemudian, gerakan koperasi menempuh jalan sendiri. Gerakan ini
berbeda dengan gerakan sosialis, baik dalam cita-cita maupun cara-cara yang
ditempuh dalam mencapai tujuannya. Akan tetapi sekarang koperasi bahkan tumbuh
dan berkembang di negara0negara yang menganut sistem kepitalisme. Sebab koperasi
dewasa ini dapat menjadi gerakan pengimbangan yang mampu melenyapkan
keburukan-keburukan sistem kapitalisme tersebut. Bisa dimaklumi bila kini
koperasi tumbuh di setiap negara.
Daftar Pustaka
Sudarsono.
Edilius. 2005. Koperasi Dalam Teori dan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar