PEREKONOMIAN
INDONESIA
(INVESTASI)
Investasi adalah salah
satu komponen pertumbuhan ekonomi yang mempunyai peranan sangat penting dalam
pembangunan ekonomi. Investasi sering juga disebut sebagai penanaman modal atau
pembantukan modal. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran penanaman-penanaman
modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal atau perlengkapan-perlengkapan
produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian. Jadi sebuah pengeluaran dapat dikatakan sebagai
investasi jika ditujukan untuk meningkatkan kemampuan produksi.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat investasi dalam perekonomian suatu
negara, yaitu sebagai berikut :
1.
Suku Bunga
Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik investasi
karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku
bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam modal dan
dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan investasi.
2. Pendapatan
nasional per kapita untuk tingkat negara (nasional) dan PDRB per kapita untuk
tingkat propinsi dan Kabupaten atau Kota
Pendapatan
nasional per kapita dan PDRB per kapita merupakan cermin dari daya beli
masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat suatu negara atau
daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita atau PDRB per
kapita) maka akan makin menarik negara atau daerah tersebut untuk berinvestasi.
3. Kondisi
sarana dan prasarana
Prasarana
dan sarana pendukung tersebut meliputi sarana dan prasarana transportasi,
komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan lain-lain. Sarana dan prasarana
transportasi contohnya antara lain : jalan, terminal, pelabuhan, bandar udara
dan lainlain. Sarana dan prasrana telekomunikasi contohnya: jaringan telepon
kabel maupun nirkabel, jaringan internet, prasarana dan sarana pos. Sedangkan
contoh dari utilitas adalah tersedianya air bersih, listrik dan lain-lain.
4. Birokrasi
perijinan
Birokrasi
perijinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi investasi
karena birokrasi yang panjang memperbesar biaya bagi investor. Birokrasi yang
panjang akan memperbesar biaya bagi pengusaha karena akan memperpanjang waktu
berurusan dengan aparat. Padahal bagi pengusaha, waktu adalah uang. Kemungkinan
yang lain, birokrasi yang panjang membuka peluang oknum aparat pemerintah untuk
menarik suap dari para pengusaha dalam rangka memperpendek birokrasi tersebut.
5. Kualitas
sumberdaya manusia
Manusia yang
berkualitas akhir-akhir ini merupakan daya tarik investasi yang cukup penting.
Sebabnya adalah tekhnologi yang dipakai oleh para pengusaha makin lama makin
modern. Tekhnologi modern tersebut menuntut ketrampilan lebih dari tenaga
kerja.
6. Peraturan
dan undang-undang ketenagakerjaan
Peraturan
undang-undang ketenagakerjaan ini yaitu antara lain menyangkut peraturan
tentang pemutusan hubungan kerja (PHK), Upah Minimum, kontrak kerja dan
lain-lain.
7. Stabilitas
politik dan keamanan
Stabilitas
politik dan keamanan ini sangat penting bagi investor itu sendiri, karena akan
menjamin kelangsungan investasinya untuk waktu jangka panjang.
8. Pengaruh
Nilai tukar
Secara
teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994),
mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung
lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua
saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. Dalam jangka pendek,
penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh
negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing effect. Karena penurunan
tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan
kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan
permintaan domestik masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan
direspon dengan penurunan pada pengeluaran / alokasi modal pada investasi.
Pada sisi
penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure switching) akan
perubahan tingkat kurs pada investasi relatif tidak menentu. Penurunan nilai
tukar mata uang domestik akan menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan
mata uang domestik dan dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang
yang diperdagangkan / barang-barang ekspor (traded goods) relatif
terhadap barang-barang yang tidak diperdagangkan (non traded goods), sehingga didapatkan kenyataan nilai
tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang
perdagangan tersebut.
9. Tingkat
Inflasi
Tingkat
inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena
tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi
dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa
jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga
relatif. Disamping itu menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi
yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro
dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi
makro.
Didalam suatu negara,
terutama di negara yang sedang berkembang, modal merupakan salah satu syarat
utama dalam mencapai kemajuan ekonomi. Modal memegang peranan yang penting.
Menurut teori ini, akumulasi modal ini akan menentukan cepat atau lambatnya
pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Modal tersebut diperoleh
dari tabungan yang dilakukan masyarakat. Adanya akumulasi modal yang dihasilkan
dari tabungan, maka pelaku ekonomi dapat menginvestasikannya ke sektor riil,
dalam upaya untuk meningkatkan penerimaannya. Akumulasi modal dan investasi
sangat bergantung pada perilaku menabung masyarakat, sementara disisi lain
kemampuan menabung masyarakat ditentukan oleh kemampuan menguasai dan
mengeksplorasi sumberdaya yang ada. Artinya bahwa orang yang mampu menabung
pada dasarnya adalah kelompok masyarakat yang menguasai dan mengusahakan
sumber-sumber ekonomi, yaitu para pengusaha dan tuan tanah. Pekerja merupakan
satu-satunya pelaku ekonomi yang tidak memiliki kemampuan menabung karena
mereka tidak mampu menguasai dan mengusahakan sumber-sumber ekonomi yang ada. Menurut
Adam Smith, proses pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara simultan dan
memiliki hubungan keterkaitan satu dengan yang lain. Timbulnya peningkatan
kinerja pada suatu sektor akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal,
mendorong kemajuan teknologi, meningkatkan spesialisasi, dan memperluas pasar.
Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi semakin pesat.
Referensi
:
Terima kasih,Artikel nya sangat membantu
BalasHapusSilahkan
Kunjungi website kami