PEMBENTUKAN
KATA
I.
Awalan
Awalan-awalan pada kata-kata serapan yang disadari
adanya, juga oleh penutur yang buka dwibahasawan adalah sebagai berikut :
1. a-
, mengandung arti ‘tidak’ atau ‘tidak ber’.
Contoh :
Pada UN kali ini, dalam soal listening asinkron antara kaset dan
lembar soalnya
2. anti-,
mengandung arti ‘melawan’ atau ‘bertentangan dengan’.
Contoh
: Buah kurma mengandung anti
oksidan yang dikenal sebagai tanin.
3. bi-,
mengandung arti ‘dua’.
Contoh
: Bipatride terjadi apabila
seorang anak yang negara orang tuanya
menganut Ius Sanguinis lahir di negara yang
menganut Ius Soli, maka
kedua negara tersebut menganggap bahwa anak
tersebut warga
negaranya.
4. de-,
mengandung arti ‘meniadakan’ atau ‘menghilangkan’.
Contoh : Uty dekonsentrasi pada saat
mengerjakan soal UN matematika.
5. eks- , mengandung arti ‘bekas’ atau ‘mantan’.
Contoh : Nardi adalah seorang eks-polisi
yang sangat berwibawa.
6. ekstra-,
mengandung arti ‘tambah’, ‘diluar’, atau ‘sangat’.
Contoh : Para tutor harus ekstra sabar
untuk mengajarkan para praktikannya.
7. hiper-,
mengandung arti ‘lebuh’ atau ‘sangat’.
Contoh : Kelompok Rudi mendapatkan hiperkritik
dari Tina pada saat
presentasi di kelas.
8. in-,
mengandung arti ‘tidak’.
Contoh : Kulit wajah yang insensitif
lebih mudah dirawat dari pada kulit wajah
yang sensitif.
9. infra-,
mengandung arti ‘di tengah’.
Contoh : Ida tidak merasa bersalah pada saat infraksi.
10. intra-,
mengandung arti ‘di dalam’.
Contoh : Loli adalah ketua organisasi intra
sekolah.
11. inter-,
biasanya di Indonesiakan dengan kata ‘antar-‘.
Contoh : Kota Depok mengadakan perlombaan
kekompakan interagensi.
12. ko-,
mengandung arti ‘bersama-sama’ atau ‘beserta’.
Contoh : Hidup berdampingan dalam koeksistensi
sangat diperlukan.
13. kontra-,
mengandung arti ‘berlawanan’ atau ‘menentang’.
Contoh : Salah satu kontestan pencarian bakat
bernyanyi dengan kontranada
sehingga ditolak oleh para juri.
14. makro-,
mengandung arti ‘besar’ atau ‘dalam artian luas’.
Contoh : Rudi sedang mengerjakan makrobisnis
PT. Abian.
15. mikro-,
mengandung ari ‘kecil’ atau ‘renik’.
Contoh : Tina sedang mencari mikrohistoris
tentang berdirinya PT. Abian.
16. multi-,
mengandung arti ‘banyak’.
Contoh : Rina menjadi pemandu wisata terbaik
karena kemampuannya
mempunyai multibahasa.
17. neo- , mengandung arti ‘baru’.
Contoh : Rumah Sakit Bunda saat ini merawat 4 neonatus.
18. non-,
mengandung arti ‘bukan’ atau tidak ber-‘.
Contoh : Pada saat wawancara, kita tidak
diperbolehkan menggunakan bahasa
yang nonformal.
II.
Akhiran
Pada kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia
kita jumpai akhiran-akhiran seperti berikut :
1. –al,
kata-kata yang berakhiran –al ini tergolong kata sifat.
Contoh : Sinta berbicara imoral dengan
dosen statistik.
2. –asi/isasi,
akhiran tersebut menyatakan ‘proses menjadikan’ atau ‘penambahan’.
Contoh : Semua praktikan harus mentaati semua ordinasi
yang ada di lab.
3. –asme,
akhiran ini menyatakan kata benda.
Contoh : Para peserta pemain sepak bola
bersemangat melihat antusiasme para
suporternya.
4. –er,
akhiran ini menyatakan sifat.
Contoh : Asisten lab harus disipliner
agar dapat dicontoh oleh para praktikan.
5. –et,
akhiran ini menyatakan pengertian ‘kecil’.
Contoh
: Jamil senang sekali dengan sigaret,
6. –i/wi/iah,
akhiran-akhiran ini menyatakan sifat.
Contoh : Laki-laki yang tidak mengikuti sholat
Jum’at 3 kali berturut-turut
adalah orang-orang kafiri.
7. –if,
akhiran ini menyatakan sifat.
Contoh
: Dimas adalah seorang yang arif
dan dermawan.
8. –ik
1, akhiran ini menyatakan ‘benda’ dalam artian ‘bidang ilmu’.
Contoh : Bioteknik adalah salah satu
cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam.
-ik
2, akhiran ini menyatakan sifat.
Contoh : Ivan disukai oleh banyak perempuan
karena sifatnya yang karismatik.
9. –il,
akhiran ini menyatakan sifat, pada kata-kata lain kata-kata ini diganti
dengan-al.
Contoh : Anak-anak yang tidak mempunyai moril
harus lebih diperhatikan
lagi
agar menjadi anak yang bermoral.
10. –is
1, akhiran ini menyatakan sifat.
Contoh : Membeli barang secara online adalah
salah satu metode yang praktis
karena tidak perlu keluar dari rumah.
–is
2, akhiran ini menyatakan orang yang mempunyai faham seperti disebut dalam kata
dasar, atau ‘orang yang ahli’ dalam bentuk seperti yang di sebut di dalam kata
dasar.
Contoh : Ananda Sukarlan adalah salah seorang pianis
terkenal di Indonesia.
11. –isme,
akhiran ini mempunyai pengertian ‘faham’.
Contoh : Salah satu negara yang menganut
ideologi liberalisme adalah
Amerika Serikat.
12. –logi,
akhiran ini mempunyai arti ‘ilmu’.
Contoh : Biologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang kehidupan dan
organisme hidup.
13. –ir,
akhiran ini menyatakan orang yang bekerja dalam bidang atau orang yang
mempunyai kegemaran ber-.
Contoh : Andi tidak diterima menjadi marinir
karna gagal saat tes seleksi
kesehatan.
14. –or,
akhiran ini artinya orang yang bertindak sebagai orang yang mempunyai
kepandaian seperti orang yang tersebut pada kata dasar.
Contoh : Iqbal mempercayai seorang promotor
untuk mempromosikan produk-
produk buatannya kepada masyarakat luas.
15. –ur,
akhiran ini seperti yang diatas menyatakan agentif atau pelaku.
Contoh : Ina adalah seorang instruktur
senam sejak ia masih menduduki
bangku SMP.
16. –itas,
akhiran ini menyatakan benda.
Contoh : Bu Ayu adalah salah satu dosen termuda
di Universitas Gunadarma.
III.
Upaya Pengindonesiaan
Untuk menyatakan pengertian seperti yang dinyatakan
oleh bentukan-bentukan dalam bahasa asing, dalam bahasa Indonesia sendiri
digali imbuhan atau kata-kata yang diharapkan dapat menjadi padanan
bentukan-bentukan dalam bahasa asing (Johannes, 1982 dan 1983, dan dalam
Moeliono dan Dardjowodjojo (Eds.), 1988:431). Daftar afiks, morfem, atau kata
tersebut adalah sebagai berikut :
1. adi-
Contoh : Irna adalah seorang adisiswa di
SMPN 2 Depok.
2. Alih
Contoh : Tina adalah seorang alih tulis di
kelas 2EB05.
3. antar-
Contoh : Dio adalah salah satu finalis olimpiade
matematika antarbangsa.
4. awa-
Contoh : Cuaca di Depok saat ini sangat panas,
sehingga dapat mengakibatkan
awaair.
5. bak-
Contoh : Irna adalah seorang bakalaureat
di Universitas Gunadarma.
6. dur-
Contoh : Makaroni adalah makanan yang durabel.
7. lepas
Contoh : Lia mengalami kecelakaan lalu lintas
karena lepas kontrol saat
mengendarai mobilnya.
8. lir-
Contoh : Salah satu kontestan adu bakat lupa lirik
saat bernyanyi.
9. maha-
Contoh : Sinta menunjukkan mahakaryanya
di pameran lukisan Nasional.
10. mala-
Contoh : Perbuatan yang dilakukan Rudi adalah
sebuah malapetaka baginya.
11. nara
Contoh : Rio adalah narapati di rumahnya.
12. nir-
Contoh : Seorang niraksara menikahi gadis
cantik di desanya.
13. pasca-
Contoh : Seseorang akan menjadi dewasa pascayuwana.
14. peri-
Contoh : Perilaku Indri terhadap Sita
sangat tidak senonoh.
15. pra-
Contoh : Prakarya adalah sebuah kerajinan
tangan yang memerlukan
kreatifitas tinggi.
16. pramu-
Contoh : Indah adalah seorang pramuwisata
yang sangat pintar dan rajin.
17. purna-
Contoh : Simon telah purnawidia sejak ia
duduk di bangku SD kelas 5.
18. rupa
Contoh : Adik Indah adalah seorang lelaki yang rupawan.
19. salah
Contoh : Dalam pembuatan skipsi, mahasiswa tidak
diperbolehkan salah ketik
sedikitpun.
20. serba-
Contoh : Posisi Soni saat menghadapi persoalan
debat dengan Ani dan Anton
serba salah.
21. su-
Contoh : Kucing milik Desi adalah kucing sulalat
anggora.
22. swa-
Contoh : Susi memiliki swadaya untuk
melawan sakit yang dideritanya.
23. tan-
Contoh : Penebangan pohon liar membuat hutan menjadi
tandus.
24. tak-
Contoh : Tanaman takbisa berfotosintesis jika
tidak ada kupu-kupu dan
serangga.
25. tata
Contoh : Sebelum menggunakan barang elektronik
yang baru, sebaiknya kita
membaca tata cara pemakaiannya
terlebih dahulu.
26. tuna-
Contoh : Riki tidak lolos ujian dan tuna asa
untuk mengikuti pelatihan TNI.
27. sisipan
–in-
Contoh : Seorang investor berhak untuk
mendapatkan binagi.
28. sisipan
–em-
Contoh : UGD digunakan hanya untuk pasien yang kemelut.
29. awalan
bilangan eka
Contoh : Rika menggunakan ekawarna untuk
mengecat kamarnya.
30. akhiran
–wan/man/wati
Contoh : Irna adalah salah seorang wartawan
tv swasta di Jakarta.