BAB
III
UCAPAN
DAN EJAAN
A.
Ucapan
Para
penutur yang berbahasa Indonesia, bahasa Indonesia mereka terpengaruh oleh
bahasa daerah yang telah mereka kuasai sebelumnya. Pengaruh itu dapat berkenaan
dengan semua aspek ketatabahasaan. Pengaruh yang sangat jelas ialah dalam
bidang ucapan. Pengaruh dalam ucapan itu sulit dihindarkan dan menjadi ciri
yang membedakan ucapan penutur bahasa Indonesia dari daerah satu dengan daerah
yang lain. Sering dengan mudah kita dapat menentukan daerah asal seorang
penutur berdasarkan ucapan bahasa Indonesianya.
B.
Ejaan
1. Pengantar
Ejaan
penting sekali artinya dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa Indonesia
produktif tulis. Sebelum EYD diumumkan, dalam tulis menulis digunakan Ejaan
Soewandi atau ejaan Republik. Ejaan tersebut diumumkan berlakunya terhitung
mulai 19 Maret 1974. Sebelumnya berlaku ejaan Van Ophuysen yang ketentuannya
dimuat dalam Kitab Logat Melajoe yang disusun dengan bantuan Engku Nawawi Gelar
soetan Ma’mur dan Muhammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dinyatakan mulai
berlaku sejak tahun 1901, sebelum ejaan Van Ophuysen berlaku dalam bahasa
Melayu, digunakan huruf Jawi atau Arab Melayu dan juga dengan Huruf Latin
dengan ejaan yang tidak teratur.
2. Pengenalan
Huruf
a.
Penulisan Huruf Kapital
Huruf
kapital digunakan untuk mengawali kalimat baru,huruf pertama yang berhubungan
dengan nama Tuhan dan Kitab Suci, huruf awal pada nama diri, dsb.
·
Berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab
Suci serta kata gantinya.
Contoh : Dengan
kesempurnaan-Nya lah kita diciptakan.
Hanya
Engkaulah yang paling sempurna.
·
Berkaitan dengan nama diri, gelar
kehormatan, keturunan, atau keagamaan.
Contoh : Ibu
Ani mempunyai anak perempuan bernama Ina.
Malaikat
Izrail adalah malaikat pencabut nyawa.
·
Berkaitan dengan nama jabatan dan
lembaga
Contoh : Gubernut
DKI Jakarta telah mengeluarkan Kartu Jakarta Pintar
Pusat Pendidikan dan Pelatihan sangat
membantu bagi pekerja yang belum berpengalaman.
Kemudian kata-kata yang
digunakan dalam artian khusus harus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan
kata-kata dengan pengertian umum ditulis dengan huruf kecil. Contoh : Negara Kesatuan Republik Indonesia
terkenal dengan kepulauannya
Meskipun Indonesia memiliki banyak suku budaya,
tetapi harus tetap
menjadi satu kesatuan
yang utuh.
b.
Huruf Tebal dan Huruf Miring
Seperti
halnya nama lembaga, judul buku atau karangan kata-katanya harus diawali dengan
huruf kapital. Kecuali yang berupa kata tugas.
·
Apabila ditulis dengan tangan, kata-kata
yang merupakan judul buku ini harus diberi garis bawah.
Contoh
: Teori Biaya Produksi
Memaksimumkan Laba
·
Apabila judul naskah yang belum
diterbitkan sebagai buku seperi naskah skripsi atau tesia cukup ditulis dengan
tanda petik (“...”).
Contoh : “Teori
Biaya Produksi”
“Memaksimumkan
Laba”
·
Judul karangan yang dimuat dalam majalah
atau dalam buku kumpulan karangan, atau judul satu bab dari satu buku yang
harus ditulis dengan huruf miring, kalau diketik dan ditulis tangan diantara
tanda petik.
Contoh : Didalam
buku Pengantar Ilmu Ekonomi terdapat pembahasan
mengenai
“Teori Biaya Produksi” .
·
Huruf miring juga digunakan untuk
menegaskan atau mengkhususkan kata, bagian kata, atau kelompok kata.
Contohnya : Asal terbentuknya manusia adalah dari tanah.
Buku
adalah Pedoman untuk belajar.
3. Penulisan
Parlikel dan Awalan
·
Ada kata awalan yang harus ditulis
serangkai, yaitu adi-, awa-, de-, mala-.
Contoh : Dina
dibilikan deodorant oleh ibunya.
Balita
malang itu meninggal akibat malapraktik oleh dokter yang tidak
bertanggung jawab.
·
Kata antara ditulis
terpisah, tetapi antar- ditulis serangkai.
Contoh: Bus antarkota
bertabrakan dengan mobil sedan warna putih.
Mahasiswa
Gunadarma mengikuti Olimpiade Akuntansi antarnegara.
·
Kata maha apabila dirangkai
dengan kata dasar ditulis serangkai.
Contoh: Teman
Ani dipanggil oleh yang mahakuasa sejak umur 8 tahun.
Mahasiswa Universitas Gunadarma
mengadakan bakti sosial.
Tetapi apabila dirangkai
dengan kata bentukan tidak dirangkaikan.
Contoh: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Yang dikecualikan dari
ketentuan di atas ialah kata Maha esa yang meskipun kata maha itu
dirangkai dengan kata dasar, tetapi harus dipisah.
4.
Penulisan Bilangan
Bilangan
ada yang harus ditulis dengan angka, ada yang harus ditulis dengan huruf.
Bilangan yang menunjukan tahun, jam, tanggal, nomor rumah, harus ditulis dengan
angka. Begitu juga bilangan yang digunakan untuk memberi nomor bab, subbab,
atau bagian-bagian dari subbab. Dalam penulisan jumlah, ukuran dan timbangan itu di gunakan juga
tanda titik dan koma. Singkatan-singkatan seperti Rp (rupiah), kg (kilogram), m
(meter), lt (liter) tidak perlu ditulis dengan tanda titik. Tanda titik
digunakan pada jumlah satuan ribuan.
Contoh: Pemerintah menaikkan harga premium menjadi
Rp 7.400,00.
Toko “X” tutup pada pukul 22.00.
Didalam BAB III pada
buku Pengantar Ilmu Ekonomi membahas tentang Konsep Elastisitas
5.
Tanda Baca
a. Tanda Titik (.)
Tanda titik dipakai untuk menandai berakhirnya kalimat, sesudah
nomor bab atau subbab atau bagian dari subbab, dan singkatan dengan huruf
kapital yang merupakan gelar yang diletakkan di belakang nama. Tetapi singkatan
yang terdiri dari huruf-huruf kapital seperti SMP, SMA, ABRI tidak menggunakan
titik.
Contoh : BAB III pada bagian 3.1 dalam
buku Pengantar Ilmu Ekonomi membahas tentang Elastis permintaan.
Prof. Dr.
Mardiyan menangangi pasien gizi buruk.
b. Tanda Koma (,)
Koma digunakan untuk menandai adanya jeda atau kesenyapan antara
dalam suatu kalimat. Tanda koma sering digunakan setelah seruan, seperti: ah,
wah, aduh, ya, hai, dan sebagainya. Juga sesudah kata-kata seperti meskipun
begitu, jadi, namun demikian, oleh karena itu, maka dari itu. Tanda koma
juga digunakan dalam kalimat majemuk yang anak kalimatnya mendahului induk
kalimatnya.
Contoh : Ya,
rezeki adalah datangnya dari Allah.
Jadi,
syukurilah apa yang telah kita terima.
c. Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian kalimat yang
sejenis dan setara, membatasi bagian-bagian kalimat yang sudah mengandung koma,
dan memisahkan kalimat-kalimat dalam suatu perincian.
Contoh : Toko itu menjual berbagai peralatan
dapur seperti piring, sendok, gelas; peralatan sekolah seperti tas, buku, alat
tulis; dan perlengkapan taman.
d. Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan yang lengkap
dan diikuti oleh rangkaian atau perincian, pada kata-kata misalnya dan
contohnya, pemerian yang berbentuk formula, juga dalam surat- surat undangan
yang menyebutkan hari/tanggal, pukul, dan tempat.
Contoh : BEM Fakultas Ekonomi Universitas
Gunadarma akan menyelenggarakan kegiatan bakti sosial pada :
Hari/Tanggal : Senin, 10 April 2014
Pukul : 9.00
e. Tanda Petik (“...”)
Di atas disebutkan bahwa yang ditulis dengan tanda petik dalam
tulisan atau ketikan biasanya dicetak dengan huruf miring. Penggunaan tanda
petik dalam petikan langsung tidak dicetak dengan huruf miring, melainkan tetap
dicetak dengan suatu majalah pun tanda petik itu tetap digunakan. Dalam
karangan tercetak tanda petik juga digunakan untuk menandai kata-kata yang
tidak digunakan dalam arti yang sebenarnya.
Contoh : Olimpiade Akuntansi Fakultas Ekonomi
dimenangkan oleh kelas “2EB05”.
Yang memenangkan
Olimpiade Akuntansi adalah “pahlawan”
2EB05.
f. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung digunakan untuk menghubungkan kata-kata yang diulang;
apabila huruf-huruf dirangkaikan dengan bilangan, huruf kecil, atau huruf kecil
yang dirangkaikan dengan huruf kapital; membatasi tanggal, bulan, dan tahun
apabila semuanya ditulis dengan angka; menghubungkan awalan atau akhiran dalam
bahasa Indonesia yang dirangkaikan dengan kata dasar asing; mendai hubungan
kata-kata dalam kelompok kata agar tidak menimbulkan tafsiran yang tidak
dikehendaki; dan untuk memperjelas sebuah kalimat.
Contoh : Seorang
ayah memberikan mobil-mobilan untuk anaknya.
Seorang
mahasiswa asyik BBM-an saat dosen sedang menerangkan.
6.
Tanda Baca yang Lainnya
Tanda–tanda
baca yang lain ialah tanda pisah (-), tanda elipsis (…), tanda tanya (?), tanda
seru (!), tanda kurung ( ), tanda kurung siku ([ ]), tanda garis miring (/) dan
tanda penyingkat/apostrof (‘).
Contoh : Seorang Akuntan sedang menganalisa
laporan keuangan 31 Desember 2012 – 31 Desember 2013.
Kalau tidak jadi ... yah
... apa boleh buat.
Kapan kita belajar
bersama lagi?
Jawablah soal ini dengan
benar!
Pendaur Ulangan
(recycling) yang dilakukan para pengrajin diapresiasikan oleh pemerintah
daerah.
Bintang men[d]engarkan
bunyi gemerisik.
PD. Adi Jaya menjual
darang dagangannya Rp 50.000,00/unit.
Adi menikah pada tanggal
5 Januari’15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar