Koperasi di Indonesia dalam perkembangannya mengalami
pasang dan surut. Koperasi yang berkembang sejak jaman berdirinya
koperasi indonesia sampai sekarang tidak ada yang tumbuh menjadi usaha besar
yang seperti pelaku ekononomi yang besar. Padahal berbagai paket program
bantuan dari pemerintah telah diberi untuk koperasi-koperasi di Indonesia
seperti kredit program: KKop, Kredit Usaha Tani (KUT), pengalihan saham (satu
persen) dari perusahaan besar ke koperasi, skim program KUK dari bank dan
Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang merupakan kredit komersial dari perbankan,
juga “paket program” dari Permodalan Nasional Madani (PNM), terus mengalir
untuk memberdayakan gerakan ekonomi kerakyatan ini. Tak hanya bantuan program,
ada institusi khusus yang menangani di luar Dekopin, yaitu Menteri Negara Urusan
Koperasi dan PKM (Pengusaha Kecil Menengah), yang seharusnya memacu gerakan ini
untuk terus maju.
Koperasi dapat disebut sebagai gambaran pondasi dasar
ekonomi bangsa Indonesia karena mempunyai dasar azas kekeluargaan, akan tetapi
kondisi saat ini tidak mudah menjalankan kegiatan perkoperasian di Indonesia
hal ini tidak dipungkiri karena banyaknya jumlah penduduk kita yang banyak
daripada tahun 1950 sampai tahun 1980 yang pada tahun-tahun itu koperasi di
Indonesia sedang tumbuh .
Permasalahan yang dihadapi koperasi pun beragam pada
era globalisasi ini dari masalah internal koperasi atau masalah eksternal
koperasi,dan bukan hanya itu saja masalah yang dihadapi perkoperasian di
Indonesia, masalah permodalan koperasi, dan masalah Re-generasi dalam
pengurusan koperasi tersebut.
Dan dapat dijabarkan masalah masalah koperasi secara
umum adalah :
1. Koperasi jarang peminatnya
2. Sulitnya koperasi berkembang
3. Masalah permodalan
4. Masalah Internal dengan contoh
sistem kerja, Re-generasi organisasi, system pengawasan kerja koperasi dan Dll
Adapun
Masalah-masalah Koperasi Saat ini di indonesia ialah terdiri dari dua yaitu
Permasalahan internal dan eksternal :
- Permasalahan Internal
- Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas;
- Pengurus koperasi juga tokoh dalam masyarakat, sehingga “rangkap jabatan” ini menimbulkan akibat bahwa focus perhatiannya terhadap pengelolaan koperasi berkurang sehingga kurang menyadari adanya perubahan-perubahan lingkungan;
- Bahwa ketidakpercayaan anggota koperasi menimbulkan kesulitan dalam memulihkannya;
- Oleh karena terbatasnya dana maka tidak dilakukan usaha pemeliharaan fasilitas (mesin-mesin), padahal teknologi berkembang pesat; hal ini mengakibatkan harga pokok yang relative tinggi sehingga mengurangi kekuatan bersaing koperasi;
- Administrasi kegiatan-kegiatan belum memenuhi standar tertentu sehingga menyediakan data untuk pengambilan keputusan tidak lengkap; demikian pula data statistis kebanyakan kurang memenuhi kebutuhan;
- Kebanyakan anggota kurang solidaritas untuk berkoperasi di lain pihak anggota banyak berhutang kepada koperasi;
- Dengan modal usaha yang relative kecil maka volume usaha terbatas; akan tetapi bila ingin memperbesar volume kegiatan, keterampilan yang dimiliki tidak mampu menanggulangi usaha besar-besaran; juga karena insentif rendah sehingga orang tidak tergerak hatinya menjalankan usaha besar yang kompleks.
b. Permasalahan Eksternal
- Bertambahnya persaingan dari badan usaha yang lain yang secara bebas memasuki bidang usaha yang sedang ditangani oleh koperasi;
- Karena dicabutnya fasilitas-fasilitas tertentu koperasi tidak dapat lagi menjalankan usahanya dengan baik, misalnya usaha penyaluran pupuk yang pada waktu lalu disalurkan oleh koperasi melalui koperta sekarang tidak lagi sehingga terpaksa mencari sendiri.
- Tanggapan masyarakat sendiri terhadap koperasi; karena kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa adanya pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan pada masyarakat tentang pengelolaan koperasi;
- Tingkat harga yang selalu berubah (naik) sehingga pendapatan penjualan sekarangtidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru menciutkan usaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar